Festival Mosintuwu tahun 2025 mengambil tema “ Taman Bumi Poso”
Tema ini lahir dari proses bersama usulan Geopark Poso sebagai sebuah konsep pembangunan di Kabupaten Poso, dimana desa-desa menjadi ruang geraknya. Pemilihan tema ini didasarkan pada sebuah mimpi bersama tentang konsep semesta kehidupan di Kabupaten Poso dalam sebuah lingkup yang namanya Taman Bumi.
Sejak 2019, Institut Mosintuwu bekerjasama dengan para peneliti dan akademisi melakukan Ekspedisi Poso untuk menelusuri sejarah bumi yang ditinggali, keanekaragaman hayati, dan kekayaan tradisi budaya di Kabupaten Poso. Perjalanan Ekspedisi Poso ini menemukan bentuk permukaan bumi Poso menggambarkan adanya jejak-jejak yang ditinggalkan oleh peristiwa pembentukan bumi di Pulau Sulawesi jutaan tahun yang lalu. Jejak-jejak ini terlihat pada situs-situs warisan geologi yang membentuk pola flora dan fauna dalam beradaptasi, berevolusi atau terkunci di wilayah kawasan Geopark Poso, serta mempengaruhi kebudayaan manusia. Pembentukan bumi di wilayah kawasan Geopark Poso secara tektonik yang mempengaruhi komponen ekosistem alam dan budaya di dalamnya yaitu geologi, biologi dan budaya. Berada tepat di tengah Pulau Sulawesi, menunjukkan pentingnya peran dan posisi kawasan Kabupaten Poso bagi wilayah lain di sekitarnya, termasuk di Indonesia dan dunia, baik secara geologi maupun keanekaragaman hayatinya.
Ekspedisi Poso kemudian menghasilkan usulan agar Kabupaten Poso menjadi kawasan Geopark atau Taman Bumi.
Taman Bumi atau Geopark sebuah wilayah geografis tunggal atau gabungan, yang memiliki situs warisan geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek warisan geologi (Geoheritage), keragaman geologi (Geodiversity), keanekaragaman hayati (Biodiversity), dan keragaman budaya (Cultural diversity), serta dikelola untuk keperluan konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan
Mengangkat tema “Taman Bumi Poso “ di Festival Mosintuwu adalah upaya untuk memperkenalkan dan menguatkan konsep pembangunan berkelanjutan di kawasan yang memiliki keragaman geologi, keanekaragaman hayati, dan kekayaan tradisi budaya.